Makanan Sejuta Umat “Ayam”



          Desember masih awal bulan ternyata, namun kantong sudah kempes karena terlalu banyak kulineran khususnya makanan yang akan ku bahas ini. Hehe… Namun, kali ini aku akan membahas makanan sejuta umat yang selalu ada dimana-mana, yaitu “ayam”.
          Entah disadari atau tidak, namun ayam sudah menjadi makanan yang mendunia. Di negeri manapun kalian pasti akan menemui berbagai jenis olahan ayam, baik digoreng, direbus, dibakar, dll. Karena memang tidak semua orang mungkin menyukai daging, namun daging ayam bisa menjadi dalah satu alternative daging, karena harga yang cukup murah dan tidak terlalu kuat aromanya seperti daging sapi atau yang lainnya.
          Seperti yang ku katakana tadi, ayam sangat popular dimana pun. Kalian pasti dengan mudahnya menemukan olahan ayam hampir di semua restaurant atau rumah makan. Orang-orang semakin kreatif mengolah ayam menjadi makanan lezat yang murah dan bervariatif. Lalu pernahkah kalian penasaran mengapa banyak sekali olahan ayam dimana-mana dengan harga yang murah dan hampir setiap hari stok ayam tak pernah surut. Iya surut kaya air pas musim hujan penuh tapi kemarau malah kering.
          Menurut data dari organisasi pangan dan pertanian (FAO), di tahun 2011. Tercatat sekitar 19 miliar ayam di dunia, sedangkan populasi manusia hanya sekitar 7 miliar. Tentunya jumlah ayam 3x lebih banyak dari pada manusia. Waduh… pantes ga abis-abis :D tentu saja ayam lebih banyak jumlahnya, hal ini disebabkan karena ayam pedaging (Bboiler) yang biasa kita masak atau konsumsi sehari-hari hanya berumur sekitar 2 bulan lalu baru diolah menjadi masakan. Yang mencengangkan lagi bobot ayam boiler ini bisa sampai 2 kg hanya dalam 30 hari/1 bulan. Hal ini jauh berbeda dengan ayam kampong yang usianya 5-6 bulan baru bisa di panen. Makanya harganya lebih mahal, walau daging tak sebanyak ayam boiler.
          Sudah dulu cerita ayam hidupnya. Sekarang mari membahas ayam mati atau olahannya. Kemarin saat aku jalan-jalan di Jakarta dan hendak aku turun di stasiun Pasar Senen. Sambil menunngu kereta selanjutnya aku mampir dulu di CFC (California Fried Chicken), disana sedang ada promo 2 ayam & 1 nasi dengan harga Rp 10.000,- menggunakan Gopay, kebetulan saldo gopay ku memang lumayan banyak jadi aku iseng beli. Hehe
          Berbicara ayam olahan juga, sekarang lagi booming Ayam Geprek yang menjadi trend center sekarang ini, hampir semua restoran ayam menambah Ayam Geprek sebagai menu pilihan atau favorit. Walau tidak semuanya ahli membuat geprek yang enak, namun tetap saja diadakan recommended atau tidak.
          Namun, tetap saja mengkonsumsi ayam setiap hari tidaklah baik kawan. Karena pada dasarnya ayam boler berbeda dengan ayam kampong di halaman kita yang diumbar kemana-mana. Dilansir dari Times of India, senin (27/8/2018) Bahan-bahan di dalam ayam menyimpan resitu obat-obatan kimiawi. Bisa jadi ayam tersebut disuntik atau berasal dari pakan ayam. Masih banyak sebenarnya hal-hal yang terkandung dalam ayam boiler ini, kalian bisa baca-baca di internet.
          Oleh karenanya, makanlah ayam seperlunya dan jangan dikonsumsi setiap hari juga yah kawan. Karena segala yang berlebihan tak baik untuk kesehatan, disamping itu jangan lupa makan ikan, karena makan ikan lebih banyak manfaatnya dan mencerdaskan otak, seperti slogan bu Susi Pudjiastuti “Kalau tak makan ikan, saya tenggelamkan.” Maksudnya sih bu Susi pengen generasi Indonesia ini gemar makan ikan agar cerdas. Hehe
          Terima kasih sudah membaca, semoga artikel sederhana ini bermanfaat. Jumpa lagi di topic lainnya.. ;p

Komentar